KisahInspiratif Islam Singkat : Bertetangga Ala Rasulullah 27 Oktober 2020 dongeng cerita rakyat Pada kesempatan kali ini kami memposting Kisah Inspiratif Islam Singkat tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. Cerita ini Lanjutkan Membaca →
Islam memiliki banyak tokoh inspiratif yang layak untuk dijadikan contoh / teladan. Karena tokoh-tokoh ini mencontoh Nabi Muhammad, teladan sempurna bagi muslim. Nah kali ini kita mau mengangkat kisah sosok dua orang yang cukup menjadi perhatian kita bagi yang hidup masa banyak diantara kita berlomba-lomba mengejar jabatan maupun harta, rela mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram hanya demi memperoleh harta yang berlimpah, sangat senang menyombongkan harta kepada orang lain. Harta dan tahta yang dimiliki seolah-olah adalah tujuan hidupnya agar menjadi bahagia. Oleh karena itu mari kita belajar dari kehidupan Abdurrahman bin Auf dan Muhammad Al-Fatih. Siapa mereka? Udah daripada banyak cingcong, langsung saja kita baca kisahnya Inspiratif Abdurrahman bin AufBeliau ini adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad. Di kalangan bangsa Arab, Abdurrahman bin Auf dikenal sangat kaya yang memiliki harta berlimpah. Ia tak segan-segan mengeluarkan hartanya yang banyak. Bahkan saat perang, dengan patuh Abdurrahman bin Auf memelopori dengan menyerahkan dua ratus uqiyah emas. Bahkan, Abdurrahman bin Auf tak segan untuk menjaga kesejahteraan istri-istri Rasulullah, ketika beliau wafat. Abdurrahman bin Auf bersedia untuk menanggung seluruh kebutuhan hidup sehari-hari istri Rasulullah, dan menjaga keamanan istri Rasulullah satu poin yang menarik adalah saat beliau datang kepada Ummu Salamah, salah satu istri Nabi Muhammad dan mengeluh “Wahai bunda, saya memiliki kekayaan melimpah, tetapi saya takut, harta ini akan menghancurkan saya di akhirat kelak, apa yang harus saya lakukan?“ Masya Allah bukan kemiskinan yang dikeluhkannya melainkan keadaanya yang sangat inspiratif Abdurrahman bin AufIni sangat jauh berbeda dengan kondisi masyarakat modern saat ini yang hanya ingin berlomba-lomba untuk mencari kekayaan, tetapi ketika kekayaan tersebut telah didapatkan, tidak ada rasa takut akan harta yang bisa memberatkannya di akhirat Beliau takut atas kekayaanya karena paham bahwa itu semua akan dipertanggungjawabkannya kelak di Akhirat. Berbahagialah Abdurrahman bin Auf dengan limpahan karunia dan kebahagiaan yang diberikan Allah Kisah Inspiratif Muhammad Al-FatihMuhammad Al-Fatih adalah sultan kekahalifahan Turki Ustmani Murad II Muhammad Al-Fatih telah hafal Qur’an semenjak usia 7 tahun. Selain itu, dalam usianya yang masih terbilang muda, beliau sudah memahami 8 bahasa yang berbeda. Menariknya, pada usia yang masih sekitar 14 tahun, Muhammad Al Fatih telah diuji untuk menjadi walikota, dan beranjak usia 18 tahun telah menjadi seorang Sultan. Memang, sejak kecil Muhammad Al Fatih memiliki visi menjadi seseorang yang disebutkan dalam sebuah Hadits yakni “Akan ada pemimpin yang sebaik-baiknya pemimpin, tentara sebaik-baiknya tentara dan rakyat sebaik-baiknya rakyat.”Kisah inspiratif Muhammad Al FatihDari sinilah karakter beliau terbentuk. Karakter beliau yang berani, tegas dalam membuat keputusan, tetap tenang dalam segala kondisi, sabar dalam menanggung penderitaan, dan memiliki kemampuan untuk mengawasi diri sendiri self control. Selain itu, beliau juga memiliki skill yang sangat mumpuni dalam memimpin serta mengatur satu pesan yang menarik dari beliau adalah dengan pernah mewasiatkan kepada putranya, Sultan Bayazid II, untuk berbuat adil, dekat dengan para ulama, menjaga agama baik untuk pribadi, masyarakat, dan pemerintahan, serta tidak mudah tertipu dengan harta. Oleh karena itu, beliau mampu membuat kerajaan menjadi stabil secara perekonomian, dan tentara mendapatkan gaji yang tinggi. Karena dari hasil kekayaanya membuat kerajaan memiliki sumber daya manusia yang muda, bagaimana kisah dua tokoh inspiratif dalam dunia Islam tersebut? Patut dan sangat layak untuk kita contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Selamatmembaca kisah Islami singkat berikut ini! Kisah Islami Singkat Tentang Citra Diri Anak Bebek Pengalaman Masa Kecil Yang Mengajarkan Citra Diri. Saat saya masih kecil, kakek dan nenek saya suka memelihara ayam kampung. Kadang-kadang saya membantu nenek memberi makan ayam-ayam peliharaan nenek. Memelihara ayam kampung berbeda dengan ayam
Kisah inspiratif Islami tentang kehidupan singkat memang tidak pernah gagal dalam memberikan motivasi pengembangan diri. Tidak perlu jauh-jauh mencarinya, bahkan di sekitar kita pun banyak cerita inspiratif tanpa kita sadari. Berikut ini saya sajikan dua kisah inspiratif Islami tentang kehidupan singkat yang saya ambil dari website Kisah Inspiratif Islami Tentang Kehidupan Singkat Kenapa Tidak Punya Mobil? Tampang bingung. Itulah gambaran yang bisa dilukiskan di wajah seorang bocah 6 tahun, saat melihat lalu-lalangnya kendaraan di jalan. Bocah itu seakan tidak memperdulikan hilir mudik orang-orang yang melaluinya bahkan ada beberapa orang yang hampir menendangnya. Dia pun seakan tidak senang saat beberapa orang yang lewat memasukan uang receh ke dalam kaleng yang sengaja di simpan di depannya. “Sudah dapat berapa Ujang?” sapa seorang wanita umur 40 tahunan yang mengagetkan si Ujang. Si Ujang menengok wanita yang nampak lebih tua dari umur sebenarnya. Wanita itu tiada lain adalah ibunya yang sama-sama membuka praktek mengemis sekitar 100-200 meter dari tempat si Ujang mengemis. “Nggak tahu Mak, hitung aja sendiri,” jawab si Ujang sambil melihat kaleng yang ada di depannya. Tanpa menunggu, wanita yang dipanggil Emak itu mengambil kaleng yang ada di depan si Ujang. Kemudian isi kaleng tersebut ditumpahkan ke atas kertas koran yang menjadi alas mereka duduk. “Lumayan Ujang, bisa membeli nasi malam ini. Sisanya buat membeli kupat tahu besok pagi.” Kata si Emak sambil tersenyum lebar, karena rezeki malam itu lebih banyak dari hari-hari biasanya. “Mak…” kata si Ujang tanpa menghiraukan ucapan ibunya, “koq orang lain punya mobil? Kenapa Emak nggak punya?” Tanya si Ujang sambil menatap wajah ibunya. “Ah, si Ujang mah, aya-aya wae, boro-boro punya mobil, saung aja kita mah nggak punya.” kata si Emak sambil tersenyum. Si Emak kemudian membungkus uang yang telah dipisahkannya untuk besok dengan sapu tangan yang sudah lusuh dan dekil. “Iya, tapi kenapa Mak?” Rupanya jawaban si Emak tidak memuaskan si Ujang. “Ujang …. Ujang….” kata si Emak sambil tersenyum. “Kita tidak punya uang banyak untuk membeli mobil.” kata si Emak mencoba menjelaskan. Tetapi nampaknya si Ujang belum puas juga, “Kenapa kita tidak punya uang banyak Mak?” tanyanya sambil melirik si Emak. “Kitakan cuma pengemis, kalau orang lain mah kerja kantoran jadi uangnya banyak.” kata si Emak yang nampak akan beranjak. Seperti biasa sehabis matahari tenggelam si Emak membeli nasi dengan porsi agak banyak dengan 3 potong tempe atau tahu. Satu potong untuk si Emak sedangkan 2 potong untuk si Ujang anak semata wayangnya. Sekembali membeli nasi, si Ujang masih menyimpan pertanyaan. Raut wajah si Ujang masih nampak bingung. “Ada apa lagi Ujang?” kata si Emak sambil menyeka keringat di keningnya. “Kenapa Emak nggak kerja kantoran saja?” tanya si Ujang dengan polosnya. “Siapa yang mau ngasih kerjaan ke Emak, Emak mah orang bodoh, tidak sekolah.” Jawab si Emak sambil membuka bungkusan yang dibawanya. “Udah …, sekarang makan dulu mumpung masih hangat!” Kata si Emak sambil mendekatkan nasi ke depan si Ujang. Si Ujang yang memang sudah lapar langsung menyantap makanan yang ada di depannya. “Kenapa Emak nggak sekolah?” tanya si Ujang sambil mengunyah nasi plus tempe. “Orang tua Emak nggak punya uang, jadi Emak nggak bisa sekolah.” “Ujang bakal sekolah nggak?” kata si Ujang sambil menatap mata si Emak penuh harap. Emak agak bingung menjawab pertanyaan si Ujang. Lamunan Emak menerawang mengingat kembali mendiang suaminya, yang telah mendahuluinya. Mata si Emak mulai berkaca-kaca. Karena gelapnya malam, si Ujang tidak melihat butiran bening yang mulai menuruni pipi wanita yang dipanggil Emak tersebut. Karena tak kunjung dijawab, si Ujang bertanya lagi. “Kalau Ujang nggak sekolah, nanti kayak Emak lagi dong. Iya kan Mak?” Pertanyaan Ujang makin menyesakan dada si Emak. Siapa yang ingin punya anak menjadi pengemis, tetapi si Emak bingung harus berbuat apa. Si Emak cuma melanjutkan menghabiskan nasi sambil menahan tangisnya. Akhirnya si Ujang pun diam sambil mengunyah nasi yang tinggal sedikit lagi. Deru mesin mobil menemani dua insan di pinggir jalan yang sedang menikmati rezeki Allah SWT yang mereka dapatkan. Diterangi lampu jalan mereka pun mulai berbenah untuk merebahkan diri. Di kepala si Ujang masih penuh tanda tanya, mau jadi apa dia kelak. Apakah akan sama seperti Emaknya saat ini? Kisah Inspiratif Islami Tentang Kehidupan Singkat Jalannya Terlalu Berat Diceritakan, ada seorang pemuda yang akan menemui saudaranya di suatu desa. Dia bertanya kepada pamannya, di mana rumah saudaranya itu. Pamannya membuatkan sebuah peta agar pemuda ini bisa sampai ke desa dimana saudaranya tinggal. Dengan berbekal peta itu, si pemuda pun berangkat. Namun, beberapa saat kemudian, si pemuda itu kembali lagi ke rumahnya. Saat ditanya dia menjawab, “Jalannya terlalu berat. Terlalu mendaki dan berliku. Belum lagi bebatuan serta jurang di sisi jalan-jalan menuju desa itu.” “Berapa umurmu?” tanya si paman. “Saya 25 tahun paman. Ada apa dengan umur saya?” tanya si pemuda itu. “Tahukah kamu, kapan saya terakhir ke desa itu?” “Kapan paman?” tanya si pemuda. “Terakhir saya ke desa tersebut, saat saya berumur 49 tahun, yaitu dua tahun yang lalu.” jawab si paman. “Apa maksud paman?” “Artinya, jalan ke desa itu memang berat. Pertanyaanya adalah, kenapa paman bisa? padahal saat itu umur paman 49 tahun? Sementara, kamu yang masih berumur 25 tahun, mengatakan terlalu berat.” kata si paman. Si pemuda itu terdiam. Kemudian dia berkata, “Pada kenyataan saya tidak bisa melalui jalan itu, paman. Apa yang harus saya lakukan?” Si paman tersenyum. “Itu maksud paman!” “Bisa dijelaskan paman?” tanya si pemuda kebingungan. “Sebelumnya, kamu mengatakan jalannya terlalu berat’. Kamu menyalahkan kondisi jalan. Tetapi, baru saja kamu mengatakan saya tidak bisa’. Kamu tahu perbedaanya?” tanya si paman sambil tersenyum. Si pemuda ngangguk-ngangguk. “Artinya, masalah itu ada pada diri saya?” “Ya, tentu saja. Kamu mulai mengerti. Ada mindset atau pola pikir yang harus kamu perbaiki. Ini untuk kemajuan kamu sendiri.” jelas si paman. “Sering kali, saat kesulitan itu ada, orang lebih sering menyalahkan apa yang ada di luar dirinya. Kamu mengatakan, jalannya terlalu berat. Jalannya memang berat, namun yang kamu lupakan ialah bahwa kamulah yang tidak sanggup atau tidak bisa melalui jalan tersebut.” jelas si paman. “Lalu, apa yang harus saya lakukan. Apakah saya harus belajar dan berlatih untuk melalui jalan itu?” kata si pemuda. “Tentu saja, jika memang kamu tidak bisa. Jika kamu tidak bisa, maka kamu harus belajar dan berlatih.” jelas di paman. “Tapi… jalannya sangat panjang dan curam.” kata si pemuda. “Eit…!”, kata si paman sambil mengacungkan telunjuknya. “Kamu menyalahkan kondisi jalan lagi.” “Oh iya. Saya lupa paman. Apa yang harus saya lakukan?” Si paman tersenyum, kemudian dia menjelaskan “Jika jalan yang akan ditempuh sangat panjang, maka langkahkan kakimu satu langkah. Niscaya, jalan yang akan kamu tempuh sudah berkurang satu langkah. Kamu mengerti maksud saya?” “Baiklah paman, saya mengerti. Sepertinya saya harus belajar cara melalui jalan itu. Saya memang tidak bisa.” kata si pemuda itu. “Bagus, pelajaran pertama sudah kamu pahami. Jika tidak bisa, artinya kamu harus belajar dan secara bertahap. Namun ada satu pelajaran lagi yang harus kamu pahami sebelum kamu mengatakan tidak bisa.” jelas si paman. “Apa itu paman?” si pemuda kembali penasaran. “Sekarang, kita pergi ke jalan yang berat itu. Benarkah kamu tidak bisa?” kata si paman. “Saya harus mencobanya?” tanya si pemuda. “Ya tentu saja, kamu harus mencobanya. Tapi, sebelum mencoba ada hal yang harus kamu perhatikan. Yuk, kita ke sana.” ajak si paman. Mereka pun langsung pergi menuju jalan yang berat, menanjak dengan sangat curam dan diapit oleh jurang-jurang yang dalam. “Sekarang, kita duduk di warung kopi itu sambil ngopi.” ajak si paman sambil menuju sebuah warung kopi. Di warung kopi itu, mereka bisa melihat jalan yang berat tersebut dan aktivitas yang ada di jalan tersebut. Mereka pun memesan kopi sambil memperhatikan jalan. “Lihat itu!” kata si paman, sambil menujuk ke seseorang yang berjalan, mendaki jalan yang dikatakan berat itu sambil memikul dua karung besar berisi rumput. Si pemuda pun itu langsung melihat orang tersebut. “Kamu tahu? Dia hampir setiap hari melalui jalan terjal itu untuk mengangkut rumput yang cukup berat. Ya, sekitar 50 kg.” kata si paman. “Sekarang saya mengerti paman. Jika si bapak yang mengangkut rumput saja bisa, maka saya yang tanpa beban pasti bisa.” kata si pemuda dengan penuh antusias. “Itu maksud paman, kamu pasti bisa. Tapi ada yang salah.” kata si paman sambil tersenyum. “Apa yang salah paman?” kata si pemuda kaget. Dia sudah merasa cerdas, tetapi masih ada yang salah. “Yang mengangkut rumput itu bukan bapak-bapak, tetapi dia bibi Mirnah yang usianya seumur paman 51 tahun. Dia teman paman.” Kisah inspiratif islami tentang kehidupan singkat Demikian kisah inspiratif Islami tentang kehidupan singkat semoga kita bisa mengambil hikmah dari kedua cerita tersebut. Referensi 2 Kisah Inspiratif Islami Pembelian Kuda. Suatu ketika Umar Ibnul Khatab R.A yang saat itu menjabat amirul mukminin membeli seekor kuda. Umar membawa kuda itu jauh dari penjual lalu menungganginya untuk mencobanya. Namun naas, kuda itu mengalami cidera,. hati kecilnya mengatakan bahwa ia harus mengembalikan kuda itu karena ia menyangka bahwa penjual kuda itu telah menipunya.
Jakarta - Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menambah keimanan kepada Allah SWT dan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW. Salah satunya dengan membaca kisah inspiratif Islami penuh SWT telah mengisahkan kehidupan para nabi terdahulu melalui firman-Nya dalam Al-Qur'an. Mulai dari kehidupan manusia pertama, yakni Nabi Adam AS saat diciptakan, hidup di surga, hingga diturunkan ke muka Allah SWT juga mengisahkan kehidupan para nabi terdahulu hingga Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi. Di mana ada banyak kaum yang durhaka kepada rasul utusan-Nya yang pada akhirnya Allah SWT menurunkan azab kepada mereka, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Ankabut ayat 21, يُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَرْحَمُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَاِلَيْهِ تُقْلَبُوْنَ - ٢١Artinya "Dia Allah mengazab siapa yang Dia kehendaki dan memberi rahmat kepada siapa yang Dia kehendaki, dan hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan."Salah satu kisah kaum yang menuai azab adalah kaum Nabi Nuh AS. Orang-orang zalim tersebut dilanda banjir اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَلَبِثَ فِيْهِمْ اَلْفَ سَنَةٍ اِلَّا خَمْسِيْنَ عَامًا ۗفَاَخَذَهُمُ الطُّوْفَانُ وَهُمْ ظٰلِمُوْنَArtinya "Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim." QS Al-Ankabut 14Selain itu, redaksi detikHikmah juga menyajikan kisah-kisah tentang manusia akhir zaman atau menjelang datangnya kiamat, kisah tentang kehidupan setelah mati, kisah tentang surga dan neraka, dan kisah-kisah penuh hikmah tersebut disadur dari kitab-kitab karya ulama-ulama tafsir kenamaan, seperti Imam Ibnu Katsir dalam Qashshas al-Anbiyaa', Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah, hingga kitab-kitab karangan Ibnu Qayyim al-Jauziyah yang membahas mengenai kehidupan surga dan neraka.
CeritaInspiratif Singkat 1. Kisah Katak Didalam Kotak Moral Cerita 2. Kisah Nyata Inspiratif "Kolonel Sanders dan KFC" Moral Cerita 3. Cerita Inspiratif "Trik Jualan Anti Mainstrem" Moral Cerita 4. Cerita Inspiratif "Kekuatan Pikiran adalah Karunia Terbesar dari Allah" Moral Cerita Inspiratif 5. Cerita Inspirasi Singkat "Gergaji dan Ular" Jakarta - Al Rajhi Bank dikenal sebagai bank syariah terbesar di dunia. Sulaiman Al Rajhi adalah orang di balik berdirinya bank syariah Sulaiman sungguh tidak biasa. Dia merupakan sosok pekerja keras yang berhasil mengumpulkan harta hingga menjadi kaya raya. Namun, pada akhirnya dia memilih untuk hidup pas-pasan demi catatan detikcom, sebelum menjadi kaya raya, Sulaiman bisa dibilang menjalani kehidupan yang sulit. Berbagai pekerjaan kasar pernah dilakukan Sulaiman. Dia bahkan pernah bekerja sebagai porter yang membawa barang belanjaan di pasar Al Khadra Riyadh saat berusia 9 tahun. Di usia 12 tahun, Sulaiman mulai menjadi pengumpul kurma. Lalu, pernah juga bekerja sebagai tukang masak di salah satu hotel di Riyadh. Lewat kerja keras dan ketekunan itu singkat cerita dapat mengantarkannya hingga menjadi salah satu orang terkaya di dari Forbes, Selasa 4/4/2023, pads 2011, Forbes pernah memperkirakan kekayaan Sulaiman mencapai US$ 7,7 miliar atau setara Rp 114, 9 triliun asumsi kurs Rp Hal itu menjadikannya sebagai orang terkaya ke-120 pada tahun 2015, kekayaan Sulaiman turun menjadi US$ 2,1 miliar atau sekitar Rp 31,3 triliun sebelum akhirnya pada tahun 2016 ia tak lagi masuk ke dalam daftar orang kaya versi tahun 2013, Sulaiman mentransfer hampir 20% sahamnya di Al Rajhi Bank ke lembaga amal yang menyandang namanya. Langkah ini diikuti oleh pengumumannya pada 2011 untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk amal, mendanai upaya anti-kelaparan, serta pendidikan di Arab dari Arab News, Sulaiman memilih untuk menjadi miskin atas keinginannya sendiri tanpa memiliki uang tunai, real estate, atau saham yang dimiliki sebelumnya. Dia tak punya uang usai mentransfer semua asetnya ke anak-anaknya dan untuk mendapat penghargaan King Faisal International Prize, sebagai pengakuan atas apa yang dilakukannya untuk agama Islam. Termasuk mendirikan bank Islam terbesar di dunia dan kontribusinya pada kemanusiaan untuk mengurangi wawancara dengan Muhammad Al Harbi dari harian bisnis Al-Eqtisadiah, Sulaiman berbicara tentang bagaimana dia berhasil meyakinkan kepala bank sentral terkemuka di dunia, termasuk Bank of England hampir 30 tahun lalu bahwa bunga dilarang dalam Islam dan Kristen. Menurutnya, perbankan Islam adalah solusi yang paling efektif untuk mengaktifkan pembiayaan Islam dan menjadikannya pendorong nyata ekonomi kutipan wawancara tersebut, Sulaiman juga mengakui bahwa dirinya memang menjadi orang miskin lagi."Ya. Sekarang saya hanya memiliki pakaian saya. Saya membagikan kekayaan saya kepada anak-anak saya dan menyisihkan sebagian untuk dana abadi guna menjalankan proyek amal. Sejauh yang saya ketahui, situasi ini tidak aneh," katanya."Kondisi keuangan saya mencapai titik nol dua kali dalam hidup saya, dan karena itu saya memiliki perasaan dan pemahaman tentang kemiskinan dengan baik. Namun, kini perasaan itu disertai dengan kebahagiaan, relaksasi, dan ketenangan pikiran. Fase nol dalam hidup kali ini murni karena keputusan dan pilihan saya sendiri," paparnya. hal/das

Merekasujud mencium kaki sang Ayah bergantian, mengucap syukur atas perjuangan sang Ayah membesarkan mereka semua, sekalipun dengan beban mental yang demikian berat. Cerita itu selesai, dan seluruh kelas pun terdiam. Dosen itu kemudian berkata : "Siapakah sang Ayah?" Sang Ayah itu saat ini lah yang ada di hadapan kalian.

. 211 251 252 330 103 212 236 461

kisah inspiratif islam singkat